Ajudan Gedung Putih: Komite Nobel menempatkan “politik di atas perdamaian”

Direktur Komunikasi Gedung Putih Stephen Cheung menuduh Komite Nobel Norwegia menempatkan “politik di atas perdamaian” pada Jumat pagi, setelah komite tersebut tidak memilih Presiden Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
“Dia memiliki hati manusia, dan tidak akan pernah ada orang seperti dia yang bisa memindahkan gunung hanya dengan kemauan kerasnya,” tulis Cheung dalam suratnya. penyataan Di platform media sosial X, mengacu pada Trump.
Dia menambahkan: “Komite Nobel telah membuktikan bahwa mereka menempatkan politik di atas perdamaian.”
Trump dan banyak sekutunya telah berkampanye selama berminggu-minggu agar presiden tersebut memenangkan penghargaan bergengsi tersebut, mengutip upayanya untuk menyelesaikan setidaknya tujuh konflik sejak ia kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari. Ia juga mendapat dukungan dari beberapa negara lain termasuk Israel, Kamboja, dan Pakistan.
Anggota Partai Republik Ana Paulina Luna (R-Fla.) secara resmi menominasikan presiden pada hari Kamis untuk penghargaan atas upayanya menjadi perantara perjanjian perdamaian antara Israel dan Hamas. Bulan lalu, Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan 20 poin rencana untuk mengakhiri perang dua tahun di Gaza. Kedua belah pihak menyatakan dukungan mereka terhadap tahap awal kesepakatan tersebut.
Saat fajar pada hari Jumat, Israel mengkonfirmasi dimulainya gencatan senjata di Jalur Gaza.
Komite Nobel mengumumkan bahwa Maria Corina Machado dari Venezuela adalah pemenang hadiah tersebut.
Komite tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Pekerjaannya yang tak kenal lelah untuk memperkuat hak-hak demokratis rakyat Venezuela dan perjuangannya untuk mencapai transisi yang adil dan damai dari kediktatoran ke demokrasi.”
Meski tidak terpilih, Cheung mengatakan Trump “akan terus membuat perjanjian damai, mengakhiri perang, dan menyelamatkan nyawa.”
Truf