Surplus Beras Indonesia di Paruh Pertama 2024 Diprediksi Menyempit, Menurut Kementerian Pertanian

Finansial

Kementerian Pertanian Indonesia menyatakan bahwa selisih pasokan dan permintaan beras domestik diprediksi akan mengalami surplus sebesar 1,7 juta ton metrik pada paruh pertama tahun 2024, menyusut dari surplus 3,36 juta ton pada tahun lalu.

Kekeringan yang dipicu oleh fenomena El Nino melanda Indonesia pada paruh kedua tahun 2023, menyebabkan penundaan musim tanam dan mengganggu panen, yang mengakibatkan defisit beras pada bulan Januari dan Februari.

Total produksi beras antara Januari hingga Juni diperkirakan mencapai 17,09 juta ton, lebih banyak dari total permintaan yang diprediksi sebesar 15,39 juta ton untuk periode tersebut.

“Penanaman pada musim Oktober-November 2023 terhambat karena tidak ada air, dan kami mengalami defisit pada Januari dan Februari. Namun pada Maret, April, Mei, output akan surplus,” kata pejabat kementerian pertanian, Endro Gunawan, dalam seminar yang diselenggarakan oleh bank sentral.

Endro menyatakan pasokan beras menjelang libur Hari Raya Idul Fitri pada minggu kedua April akan cukup.

Indonesia telah mengalokasikan kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton untuk tahun 2024 guna menekan harga beras domestik yang meningkat.

Meski menghadapi tantangan awal tahun dengan defisit, langkah-langkah strategis pemerintah, termasuk alokasi kuota impor beras, diperkirakan akan stabilkan pasokan dan menjaga harga beras agar tetap terjangkau bagi masyarakat. Perbaikan iklim yang diperkirakan pada bulan-bulan berikutnya diharapkan dapat mendukung pemulihan produksi beras dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Pengaturan strategis dalam manajemen sumber daya air dan penerapan teknologi pertanian yang lebih canggih juga diharapkan dapat mengatasi masalah kekeringan yang sering kali mempengaruhi produksi beras di Indonesia. Ini termasuk penggunaan varietas padi yang tahan terhadap kekeringan dan penyakit, serta metode irigasi yang efisien untuk memaksimalkan penggunaan air yang terbatas.

Di samping itu, Kementerian Pertanian terus mendorong diversifikasi pangan sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan mendorong konsumsi sumber karbohidrat alternatif. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional tetapi juga untuk mempromosikan pola makan yang lebih seimbang dan sehat di kalangan penduduk Indonesia.

Perkembangan terkini ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjaga kestabilan pasokan pangan dan memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah tantangan iklim dan lingkungan global yang berubah-ubah. Dengan pendekatan yang komprehensif dan terpadu, Indonesia berupaya memastikan bahwa kebutuhan pangan masyarakatnya dapat terpenuhi dengan aman dan terjangkau, sambil juga mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan masa depan dalam sektor pertanian dan pangan.